otomotif purwokerto
Casey Stoner menegaskan, tidak mungkin bagi dia untuk membuat perbandingan antara Ducati yang terakhir dibelanya pada musim lalu dan Honda RC212V yang akan menjadi tunggangannya pada musim 2011. Menurut juara dunia 2007 tersebut, ada perbedaan yang sangat ekstrem.
Karena itu, ketika saya kembali ke Honda, semuanya terasa begitu halus dan benar-benar terasa jauh berbeda. Sulit untuk membandingkan dua motor ini karena perbedaannya begitu ekstrem
-- Casey Stoner
Stoner memutuskan pindah ke Honda pada akhir musim lalu dan telah mengikat kontrak berdurasi dua tahun dengan pabrik Jepang itu. Sebelumnya, pebalap Australia ini membela Ducati selama empat musim, dan sempat mencatatkan diri sebagai pebalap tersukses bagi tim Italia tersebut karena mampu mengembangkan mesin Desmosedici dan menyabet gelar juara dunia.
Selain itu, Stoner juga berhasil memenangi banyak seri dibandingkan dengan para pebalap lain pada era 800 cc dengan 23 kemenangan. Dia mengungguli bekas rekan-rekan setimnya, mulai dari Loris Capirossi, Marco Melandri, dan Nicky Hayden.
Dalam debutnya bersama Honda, Stoner langsung menunjukkan performa yang impresif. Pada tes pra-musim, dia tampil sangat konsisten sehingga sempat mencatatkan diri sebagai pebalap tercepat dalam satu dari tiga hari uji coba di Sepang, Malaysia.
Hanya saja, ketika diminta memberikan komentar tentang Ducati, yang akan menjadi saingan Honda, seperti yang dikatakan Valentino Rossi bahwa GP11 terasa seperti prototipe murni yang dikembangkan hanya untuk MotoGP, Stoner tak bisa menjawab. Yang pasti, pebalap berusia 24 tahun ini merasa ada perbedaan besar antara Ducati dan Honda.
Ketika ditanya mengapa dia mau pindah dari Ducati dan bergabung dengan tim rivalnya dari Jepang itu, Stoner mengatakan, "Saya memiliki sebuah rasa yang kuat ketika meninggalkan Honda pada 2006 dan pindah ke Ducati.
"Kemudian, 'apa yang sudah saya lakukan?' Saya benar-benar tidak tahu keputusan yang sudah saya ambil ketika pertama kali menunggang Ducati. Saya tidak yakin dengan rasa terhadap motor itu. Anda merasakan getaran dan pergantian gigi yang agresif, tetapi motornya juga bekerja."
"Itu menjadi sesuatu yang sangat aneh. Namun, setelah empat tahun, Anda merasa sangat nyaman dengan motor dan terbiasa."
"Karena itu, ketika saya kembali ke Honda, semuanya terasa begitu halus dan benar-benar terasa jauh berbeda. Sulit untuk membandingkan dua motor ini karena perbedaannya begitu ekstrem," urainya. otomotif purwokerto
0 komentar:
Posting Komentar