DAFTAR ISI

Minggu, 13 Februari 2011

Dari Tidak Berharga Yamaha Crypton Jadi Gagah

otomotif purwokerto


Punya Yamaha Cripton 1997, coba tawar ke pedagang motor bekas. Jangan sakit hati jika dihargai satu juta rupiah. “Banyak yang nawar, tapi memang tidak dijual,” ungkap Alain Fernando, pemilik sekaligus modifikator bebek Yamaha generasi sebelum Vega ini. Malah, dari karya tangannya Crypton 4-tak ini menjadi punya nilai. Padahal, rahasia dan modalnya Cuma gypsum. Kok bisa?

Garapan Aleng – panggilan akrab Alain – layaknya motor konsep yang mejeng di pameran Motor Show International. Bentuk asli Crypton lenyap setelah bodi yang murni rancangannya dipermak dengan menggabungkan Yamaha Jupiter MX 135LC dengan body custom. “Untuk bagian cover atas underbone pakai punya MX. Alasannya, karena lebih gampang aja dipasang di rangka,” papar Aleng dari komplek Pondok Agung H10, Pontianak.

Bagian sayap samping kiri dan kanan plus bodi belakang, murni dari fiberglass. Hebatnya, semua detail bisa tampil dengan bentuk sangat ideal. Itu semua berkat proses pembuatan yang menggunakan material gypsum sebagai dasar cetakan. Maksudnya, gypsum dipakai untuk bikin cetekan bodi yang menggunakan fiber. “Keuntungan pakai gypsum karena keras dan gampang diampelas, sehingga bisa lebih rapi sampai ke detail,” jelas ayah satu anak ini yang merekomendasi untuk pembentukan bodi pakai gypsum.

Untuk lampu depan, setelah menyesuaikan bentuk cover, Aleng pilih lampu copotan dari Honda Supra X 125. Karena pengaruh bentuk cover secara keseluruhan, bentuk lampu utama ini jadi beda. Rumah lampu belakang didesain lebih menguatkan kesan futuristik dengan menggunakan bahan resin. Sementara lampu sudah pakai LED.

Harmonisasi bagian atas-bawah motor juga sakses diwujudkan. Jika di bodi terkesan kalem dengan warna lembut, maka kaki-kaki lebih ramai. Coba lihat penggunaan double disc di depan dan single disc di belakang. “Walau mesin masih standar, urusan rem tetap harus top. Juga terlihat lebih ramai,” kata lelaki yang baru mandiri sebagai modifikator ini.

Dari sosok bodi, ada sedikit yang bikin penasaran. Kenapa cover bodi samping depan terkesan menggantung atau seperti terpotong? Diakui Aleng, ada alasan khusus. Utamanya, bentuk dapur pacu Crypton yang masih rebah. Kalau semua ditutup fairing, mesin nggak dapat pendinginan maksimal. Maklum, mesin masih standar. (Nurfil)


DATA MODIFIKASI
Ban depan : Battlax 110/60-17
Ban belakang : Swallow 130/70-17
Pelek : Daiichi
Sok depan : Posh
Setang : Custom
Knalpot : AHRS
Kaliper : Suzuki Satria

otomotif purwokerto

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Facebook Comments

 
Powered by Blogger